Kompensasi merupakan imbalan yang
diterima karyawan setelah dia melakukan suatu pekerjaan. Kompensasi
yang diberikan biasanya berbentuk moneter atau non moneter. Upah dan
gaji seringkali menjadi satu-satunya biaya perusahaan terbesar karena
merupakan penentuan tingkat kompensasi yang terpenting bagi
organisasi. Bagi karyawan uang gaji seringkali merupakan alat satu
satunya bagi kelangsungan hidup seara ekonomis karna hal itu juga
merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh yang menentukan
status dalam masyarakat.
Program
kompensasi karyawan dirancang untuk melakukan tiga hal sebagai
berikut:
- Untuk menarik para karyawan yang cakap ke dalam organisasi
- Untuk memotivasi mereka mencapai prestasi yang unggul
- Untuk menciptakan masa dinas yang panjang
- Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kebijakan kompensasi
- Permintaan dan penawaran
Jika perusahaan menginginkan
jasa-jasa, maka perusahaan itu harus membayar suatu harga yang akan
menimbulkan penawaran yang dikendalikan oleh pekerja secara
perorangan atau lebih suatu kelompok pekerja yang bertindak
bersama-sama.
- Serikat-serikat buruh
Dalam struktur hubungan ekonomi,
serikat-serikat buruh umumnya mencoba mempengaruhi segi penawaran.
Untuk memperkokoh pengendalian para buruh atas penawaran buruh,
serikat-serikat buruh mencari beberapa cara seperti: membentuk
bengkel serikat buruh atau bengkel tertutup (closed shop), mengatur
atau membatasi penggantian tenaga buruh dengan barang modal melalui
tekhnologi, dan menguasai jalur masuk.
- Kemampuan untuk membayar
Faktor pokok yang menentukan tingkat
upah bagi masing-masing perusahaan berasal dari permintaan dan
penawaran. Jika laba perusahaan kecil dan perusahaan tidak mampu
membayar tingkat kompensasi yang bersaing, para karyawan biasanya
akan mencari pekerjaan lain dengan pembayaran yang lebih baik.
Sedangkan jika perusahaan tersebut sangat berhasil, perusahaan tidak
begitu perlu membayar gaji yang jauh di atas tingkat kompensasi yang
bersaing untuk memperoleh personalia.
- Produktivitas
Pengaruh dari peningkatan
produktivitas umum dalam perekonomian terhadap kompensasi khusus bagi
sebagian besar karyawan sangat diperhatikan semenjak adanya kontrak
yang menghebohkan antara General Motors dengan United Automibile
Workers (UAW) pada tahun 1948. Dalam perang melawan inflasi, para
wakil pemerintah federal telah mencoba untuk menggunakan peningkatan
produktivitas sebagai garis pedoman dalam penyelesaian perselisihan
upah antara manajer dan serikat buruh.
Walaupun beberapa orang sangat
mendukung penggunaan indeks produktivitas yang telah tersebar luas
sebagai suatu pemecahan utama dalam kompensasi, namun ada beberapa
kekurangan serius dalam penggunaannya. Di antaranya adalah sebagai
berikut:
- Tidak terdapat ukuran produktivitas yang tepat dan teliti yang dapat diterima semua pihak
- Presentase peningkatan yang dilaporkan pada umumnya adalah suatu rata-rata jangka panjang dan tidak dicapai setiap tahun
- Tidak semua industri berpartisipasi secara sama dalam peningkatan produktivitas
- Penggunaan indeks apa pun tidak mengurangi pertentangan pendapat secara material dalam perundingan, karena indeks tersebut digunakan sebagai dasar untuk berunding.
- Biaya hidup
Terdapat beberapa masalah yang timbul
dari faktor biaya hidup ini, diantaranya:
- Tidak ada rumusan biaya hidup yang akan menunjukan bagaimana tarif upah seharusnya berubah
- Pendekatan ini cenderung mengubah-ubah penghasilan dalam bentuk moneter (uang) tetapi mempertahankan penghasilan nyata yang mengakibatkan ketidakpuasan buruh
- Seperti dalam hal indeks produktivitas, terdapat masalah pengukuran tertentu dalam memastikan kenaikan-kenaikan biaya hidup
- Pemerintah
Tingkat pemerintahan yang
bermacam-macam seringkali mempunyai hal hal yang sangat khusus untuk
dibicarakan yang berkaitan dengan upah dan gaji. Paling sedikit ada
tiga undang-undang federal utama yang mengatur langsung masalah
kompensasi itu.
- Undang-undang Standar Perburuhan yang Adil (Fair Labour Standards Act), menentukan upah minimum setiap jam dan hari kerja standat setiap minggu bagi semua perusahaan yang terlibat dalam perdagangan antar negara bagian.
- Undang-undang Persamaan Pembayaran (Equal Pay Act) tahun 1963, yaitu suatu amandemen terhadap Undang-undang Standar Perburuhan yang Adil menentukan bahwa pekerjaan yang setingkat yaitu yang memerlukan keterampilan, usaha dan tanggung jawab yang sama serta persyaratan-persyaratan kerja yang sama, harus menawarkan upah yang sama tanpa memandang jenis kelamin karyawan.
- Undang-undang Walsh-Healey dan Davis Bacon berlaku bagi para majikan yang berhubungan dengan pemerinta federal sebagai kontraktor, yang pertama bagi mereka yang mempunyai kontrak dengan nilai diatas $10.000 dan yang kedua bagi mereka yang mempunyai kontrak pekerjaan umum dengan nilai siatas $2.000.
- Keadilan dan Kompensasi
Kompensasi dapat diukur adil dan
tidak adilnya di lihat dari dua faktor yang mempengaruhinya. Yakni:
- Rasio kompensasi terhadap masukan (inputs) seseorang dalam bentuk usaha, pendidikan, pelatihan, ketahanan terhadap kondisi kondisi kerja yang merugikan dan sebagainya
- Perbandingan rasio ini dengan rasio orang orang penting lainnya yang berhubungan langsung dengannya
Keadilan biasanya ada jika seseorang
merasa bahwa rasio antara hasil dengan masukan berada dalam
equilibrium, baik secara internal sehubungan dengan diri sendiri
maupun dalam hubungan dengan orang lain.
- Nilai Yang Sebanding
Undang-undang Persamaan Upah (Equal
Pay Act) melarang para majikan membeda-bedakan karyawan berdasarkan
jenis kelamin dengan cara membedakan tarif untuk jenis kelamin yang
berbeda. Perbedaan ini berlaku jika pekerjaan tersebut sama, dalam
arti memerlukan keterampilan, usaha, tanggung jawab, dan berprestasi
dalam kondisi kerja yang serupa. Namun perbedaan upah dapat disahkan
atau dibenarkan jika upah tersebut didasarkan atas suatu sistem
senioritas, sistem jasa atau prestasi (merit system), sistem upah
sensitif, atau sistem lain mana pun yang didasarkan atas
faktor-faktor selain jenis kelamin.
- Evaluasi Pekerjaan
Evaluasi pekerjaan di pergunakan
untuk meninjau kembali pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan.
Mempertimbangkan dan mengukur masukan-masukan yang diharuskan dari
para karyawan (keterampilan, usaha, tanggung jawab, dan sebagainya)
untuk presentasi kerja minimum, dan untuk menterjemahkan
ukuran-ukuran semacam itu kedalam imbalan dalam bentuk uang.
Sasaran langsung dari proses evaluasi
pekerjaan adalah untuk memperoleh konsistensi internal dan eksternal
dalam hal upah dan gaji. Konsisten Internal adalah berhubungan dengan
konsep upah relatif pada perusahaan yang bersangkutan. Jika tarif
penyelia lebih kecil dari seorang bawahan maka tarif ini tidak
konsisten. Sedangkan Konsisten Eksternal adalah merujuk kepada suatu
relativitas yang diinginkan antara struktur upah organisasi dengan
struktur upah di masyarakat, industri dan negara.
- Sistem-sistem Evaluasi Pekerjaan
Ada empat sistem dasar dalam
manajemen pekerjaan yang digunakan yang dibagi menjadi dua kategori.
Yang pertama adalah kategori yang mencakup metode-metode yang lebih
sederhana yang tidak menggunakan faktor-faktor pekerjaan yang rinci.
Dalam kategori ini di kenal dengan dua sistem yang disebut dengan
sistem yang tidak bersifat kuantitatif yakni Penetapan peringkat
sederhana dan Penggolongan mutu
Kategori kedua mencakup beberapa
sistem yang menggunakan pendekatan yang lebih rinci. Kategori ini
dikenal sebagai pendekatan kuantitatif yang meliputi sistem butir dan
sistem perbandingan faktor.
- Penetapan Peringkat Sederhana
Penetapan peringkat harus melibatkan
penyiapan uraian pekerjaan yang ringkas, walau beberapa perusahaan
hanya mencoba memeringkatkan judul-judul pekerjaan saja. Uraian ini
diserahkan kepada suatu panitia penilai agar diurutkan menurut
penilaian tanpa dipengaruhi oleh karyawan yang sedang melaksanakan
pekerjaan tersebut atau tingkat upah yang sedang berlaku.
Beberapa teknik penetapan peringkat
dapat bernilai proses evaluasi ini. Antara lain
- Pekerjaan yang paling atas dan paling bawah harus dipilih sebagai patokan untuk menentukan peringkat bagi pekerjaan lainnya dalam proses penetapan peringkat tersebut
- Teknik perbandingan berpasangan, yang dibicarakan terdahulu, dapat diterapkan. Masing masing pekerjaan dapat dibandingkan dengan setiap pekerjaan lain, satu per satu
- Penggunaan suatu panitia penilai. Harus diakui, banyak dugaan dan kesewenang wenangan dalam setiap sistem evaluasi dan pengrata-rataan peringkat oleh sekelompok penilai yang berpengalaman sering kali menghasilkan penilaian yang lebih teliti
- Bagan organisasi (jika ada). Peringkat-peringkat evaluasi pekerjaan tidak boleh melanggar penetapan peringkat organisasional dari pekerjaan-pekerjaan yang digambarkan pada bagan tersebut. Atau jika melanggar bagan bagan tersebut maka bagan tersebut harus diubah
- Penggolongan Mutu Pekerjaan
Dalam sistem penetapan peringkat
tidak ada ukuran nilai yang ditentukan sebelumnya. Dalam pendekatan
penggolongan mutu pekerjaan ada satu ukuran semacam itu yang terdiri
dari kelas kelas golongan mutu pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan diukur
sebagai pekerjaan secara keseluruhan. Suatu skala nilai diciptakan
sebagai pembandingan antara pekerjaan dengan uraian-uraiannya. Skala
ini terdiri dari golongan-golongan mutu dan uraian-uraian golongan
mutu. Ada dua pendekatan untuk menuliskan uraian golongan mutu yang
akan menciptakan suatu skala nilai tunggal untuk mengukur nilai
pekerjaan. Pertama, pekerjaan bisa diberi peringkat dan ditentukan
kelasnya secara alami. Kedua, kita dapat meminta suatu panitia untuk
menentukan lebih dahulu serangkaian definisi golongan mutu.
Definisi-definisi semacam itu dapat diperiksa dengan membandingkannya
terhadap golongan mutu dari beberapa pekerjaan penting yang dikenal.
Penggolongan mutu pekerjaan dianggap
sebagai suatu perbaikan atas penetapan peringkat dengan adanya faktor
perbandingan yakni skala nilai yang ditentukan sebelumnya. Disamping
itu, menghasilkan serangkaian kelas atau golongan mutu yang merupakan
hal yang dicapai pula oleh sistem butir dan sistem penggolongan
faktor.
- Sistem Butir
Metode evaluasi pekerjaan yang paling
banyak digunakan adalah sistem butir. Cara terbaik untuk mengurangi
sistem ini adalah dengan menyajikan dan membahas serangkaian langkah
untuk merancang dan melaksanakannya. Prosedur yang disarankan adalah
sebagai berikut:
- Pemilihan Faktor-faktor Pekerjaan
Faktor pekerjaan adalah persyaratan
khusus yang diminta dari pelaksana kerja (job holder) yang harus
disumbangkan, dipangku, atau dipikul olehnya. Pada umumnya ada empat
faktor utama yang digunakan yaitu keterampilan, tanggung jawab, usaha
dan kondisi kerja. Dengan kata lain, faktor pekerjaan merupakan nilai
yang dibayar dengan uang oleh majikan.
- Penyusunan Berbagai Skala Faktor
Untuk setiap faktor yang dianggap
penting harus disusun suatu ukuran atau skala nilai untuk
memungkinkan pengukuran faktor dalam setiap pekerjaan. Keputusan
pertama adalah penentuan jumlah seluruh butir yang akan digunakan
dalam seluruh sistem. Keputusan yang lebih penting lagi menyangkut
penentuan besarnya persentase dari butir-butir ini yang akan
dialokasikan kepada keterampilan, usaha, tanggung jawab, dan kondisi
kerja.
- Evaluasi Pekerjaan
Jika skala-skala yang dapat dipercaya
untuk setiap faktor telah disusun, dan jika terdapat spesifikasi
pekerjaan yang rindi, maka proses evaluasi akan menjadi sangat
sederhana. Dalam satu telaah atas dua belas penilai yang mengevaluasi
lima pekerjaan pada setiap faktor dari empat belas faktor, ditentukan
bahwa tingkat keakraban penilai mempunyai pengaruh penting atas lima
dari faktor-faktor ini yakni, kemampuan menyesuaikan diri,
pengambilan keputusan, kerja mental, kondisi kerja, dan syarat-syarat
manajerial. Juga telah ditemukan bahwa makin rinci spesifikasi
pekerjaan, cenderung makin tinggi nilai yang diberikan.
- Pelaksanaan Survai Upah
Setelah mengevaluasi pekerjaan,
sekarang kita harus menterjemah nilai-nilai butir ini kedalam
nilai-nilai uang atau moneter. Alat penterjemah ini adalah melalui
survai upah. Melalui survai itu kita harapkan untuk menemukan tarif
yang sedang berlaku untuk berbagai macam pekerjaan dan untuk
menyesuaikan seluruh struktur kita dalam tarif-tarif ini.
Langkah pertama dalam suatu survai
upah adalah pemilihan pekerjaan-pekerjaan penting yang tugas-tugasnya
dirumuskan dengan jelas, cukup stabil dan mewakili semua tingkat
nilai pekerjaan. Kedua, suatu sampel dari perusahaan-perusahaan dalam
wilayah pasar tenaga kerja harus dipilih. Kemudian tugas yang
terakhir adalah untuk memperoleh informasi yang sesuai tentang upah,
disertai dengan ketelitian untuk memastikan bahwa
perbandingan-perbandingan pekerjaan yang dilakukan itu absah.
- Kebijakan dalam Rancangan Struktur Upah
Pada umumnya rancangan struktur upah
berkisar pada penyusunan kelas-kelas pekerjaan dan rentang-rentang
(ranges) tarif. Rentang-rentang memungkinkan adanya perbedaan
kompensasi untuk pekerjaan dalam kelas yang sama. Tempat/lokasi dari
rentang-rentang tarif dalam hubungannya dengan garis kecenderungan
(trend) dari tarif yang sedang berlaku merupakan masalah kebijakan
kompensasi.
- Penyesuaian dan Pelaksanaan Struktur Upah
Sturktur upah yang sudah dikembangkan
merupakan suatu standar untuk menentukan administrasi upah. Idealnya,
semua upah yang dibayar harus berada di dalam batas-batas yang
ditentukan oleh struktur itu. Sudah merupakan prinsip utama dari
administrasi upah dan gaji bahwa penggunaan evaluasi pekerjaan tidak
akan menyebabkan pengurangan upah. Karena itu, perusahaan akan tetap
menggunakan tarif lingkaran merah sampai tarif tersebut dapat
ditempatkan kedalam struktur yang tepat melalui cara-cara seperti
peningkatan umum dalam struktur tarif, promosi bagi orang yang
bersangkutan kepada suatu pekerjaan yang mempunyai nilai lebih
tinggi, atau menunggu sampai pekerjaan itu dikosongkan melalui
mutasi, pensiun atau pengunduran diri.
- Sistem Perbandingan Faktor
Sistem evaluasi pekerjaan yang
keempat adalah sistem perbandingan faktor. Pada pokoknya, sistem ini
merupakan suatu penetapan penerapan dari sistem perbandingan antara
karyawan berdasarkan tingkat prestasi untuk mengevaluasi pekerjaan.
Langkah-langkah dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
- Memilih faktor-faktor pekerjaan
- Memilih pekerjaan-pekerjaan penting
- Menentukan tarif yang benar untuk pekerjaan-pekerjaan penting
- Memberikan peringkat pekerjaan-pekerjaan penting menurut setiap faktor pekerjaan
- Mengalokasikan tarif yang benar dari setiap pekerjaan penting kepada faktor-faktor pekerjaan
- Mengevaluasi semua pekerjaan lain berdasarkan ukuran-ukuran faktor ini
- Merancang, menyesuaikan, dan melaksanakan struktur upah tersebut
- Pengaruh Evaluasi Pekerjaan Terhadap Hubungan Manusia
Evaluasi pekerjaan adalah suatu
proses penentuan upah dan gaji yang sistematik, bukan suatu proses
yang ilmiah. Evaluasi ini mempunyai tingkat reliabilitas atau
keandalan yang tinggi, tetapi keabsahannya harus ditentukan dengan
mempelajari dampaknya terhadap kepuasan karyawan. Salah satu cara
untuk melakukan hal ini adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis
data sehubungan dengan pengaduan dan keluhan karyawan mengenai upah.
Survai-survai moral dapat juga diterapkan untuk mencapai tujuan ini.
Kita tidak mempunyai dasar untuk menyatakan bahwa evaluasi pekerjaan
dan survai-survai upah atau gaji bersifat ilmiah dan memberikan
jawaban-jawaban yang sangat pasti. Akibatnya, kita harus sangat
mempelajari reaksi-reaksi karyawan dan serikat buruh berupa
perlawanan terhadap sistem itu dan hasil-hasilnya.
Kesulitan kedua adalah bahwa hal itu
biasanya akan mendorong segera meningkatkan jumlah keluhan sehubungan
dengan upah. Evaluasi pekerjaan memberikan suatu definisi yang tajam
terhadap struktur upah yang tidak dimiliki sebelumnya dan akhirnya
mengarah sorotan pada upah.
Seringkali terdapat pertentangan
antara nilai-nilai karyawan dan manajemen dalam evaluasi pekerjaan.
Sebagaimana di tunjukan dimuka, manajemen biasanya mempertimbangkan
faktor umum berupa keterampilan, tanggung jawab, usaha, dan kondisi
kerja dalam menilai suatu pekerjaan. Untuk itu semua, para karyawan
akan menambahkan nilai nilai dari jenis penyeliaan yang diterima,
keserasian terhadap pekerja lain, kemantapan pekerjaan, jumlah
lembur, keketatan standar-standar insentif.
- Garis Pedoman EEOC Yang Diusulkan
EEOC adalah Komsi Kesamaan Kesempatan
Kerja telah berusaha menyusun beberapa garis pedoman dalam penggunaan
prosedur evaluasi pekerjaan. Beberapa kelompok telah menolak sistem
sistem yang ada sebagai mekanisme untuk mempertahankan upah yang
lebih tinggi bagi pekerjaan yang didomisili pria. Misal, jika semakin
besar bobot yang diberikan kepada faktor kondisi kerja, maka
pekerjaan pekerjaan yang secara tradisional dipegang oleh pria akan
berjalan lebih baik dibawah sistem tersebut.
Walau tidak ada garis pedoman resmi
yang telah disajikan, berikut ini adalah yang mungkin digunakan:
- Suatu perusahaan harus menggunakan suatu sistem tunggal yang mencakup semua pekerjaan guna mengurangi peluang terjadinya diskriminasi terhadap kelas kelas pekerjaan tertentu
- Pemilihan faktor harus sama-sama tepat bagi semua pekerjaan dan tidak condong untuk menguntungkan pekerjaan yang dipegang terutama oleh satu jenis kelamin atau ras tertentu
- Jika angka untuk pekerjaan-pekerjaan yang khususnya dipegang wanita pada umumnya lebih rendah, ada kemungkinan majikan harus mempertahankan penggunaan skala-skala faktor semacam itu atas dasar kebutuhan dunia usaha
- Penggunaan upah yang ada untuk memperoleh bobot faktor mungkin tidak dapat diterima kecuali jika dapat dibuktikan bahwa bobot semacam itu tidak berprasangka berdasarkan jenis kelamin
- Sistem itu secara keseluruhan harus didokumentasikan, dijelaskan kepada semua orang, menggunakan para penilai yang terlatih baik, diaudit secara tetap untuk memperbarui uraian-uraian pekerjaan, menyediakan mekanisme banding dan melibatkan wakil-wakil karyawan dalam perancangan dan pelaksanaannya.
- Apa yang dimaksud dengan kompensasi?
Hak karyawan atau imbalan yang di
terima atas hasil kerja yang telah dilakukan
- Apa perbedaan upah dengan gaji?
Gaji : Penghasilan yang di bayar
tetap.
Upah : Penghasilan di bayar
berdasarkan hasil kerja. Semakin banyak pekerjaan yang di hasilkan
maka semakin banyak upah yang di terima dan sebaliknya
- Apa jenis dari kompensasi
Moneter : Uang
Non Moneter : Non Uang
- Apa tujuan kompensasi?
- Untuk menarik para karyawan yang cakap ke dalam organisasi
- Untuk memotivasi mereka mencapai prestasi yang unggul
- Untuk menciptakan masa dinas yang panjang
- Faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan kompensasi
- Permintaan dan Penawaran
- Serikat-serikat buruh
- Kemampuan untuk membayar
- Produktivitas
- Biaya hidup
- Pemerintah
- Apa yang dimaksud dengan Adil pada kompensasi? Jelaskan!
Adil dalam kompensasi adalah
“seimbang” dalam arti seimbang antara pekerjaan yang dilakukan
dengan kompensasi yang di berikan.
- Faktor apa saja yang menjadi ukuran kompensasi adil atau tidak adil
- Rasio kompensasi terhadap masukan (inputs) seseorang dalam bentuk usaha, pendidikan, pelatihan, ketahanan terhadap kondisi kondisi kerja yang merugikan dan sebagainya
- Perbandingan rasio ini dengan rasio orang orang penting lainnya yang berhubungan langsung dengannya
- Dalam sub bab Nilai yang Sebanding apa yang menjadi topik utamanya
Persamaan gender antara pekerja pria
dengan pekerja wanita. Upah diantara pekerja pria dan wanita
disamakan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya.
- Dalam sub bab evaluasi di kenal dengan adanya konsistensi eksternal dan internal. Jelaskan definisinya
- Konsistensi Internal : berhubungan dengan konsep upah relatif pada perusahaan yang bersangkutan. Jika tarif penyelia lebih kecil dari seorang bawahan maka tarif ini tidak konsisten
- Konsistensi eksternal : merujuk kepada suatu relativitas yang diinginkan antara struktur upah organisasi dengan struktur upah di masyarakat, industri dan negara.
- Dalam sub bab sistem evaluasi pekerjaan ada berapa macam yang bisa dilakukan jika menggunakan pendekatan kualitatif sebutkan bentuk bentuknya!
Ada empat sistem dasar dalam
manajemen pekerjaan yang digunakan yang dibagi menjadi dua kategori.
Yang pertama adalah kategori yang mencakup metode-metode yang lebih
sederhana yang tidak menggunakan faktor-faktor pekerjaan yang rinci.
Dalam kategori ini di kenal dengan dua sistem yang disebut dengan
sistem yang tidak bersifat kuantitatif yakni Penetapan peringkat
sederhana dan Penggolongan mutu.
Kategori kedua mencakup beberapa
sistem yang menggunakan pendekatan yang lebih rinci. Kategori ini
dikenal sebagai pendekatan kuantitatif yang meliputi sistem butir dan
sistem perbandingan faktor.
- Sebutkan bentuk teknik teknik penetapan peringkat. Jelaskan!
- Pekerjaan yang paling atas dan paling bawah harus dipilih sebagai patokan untuk menentukan peringkat bagi pekerjaan lainnya dalam proses penetapan peringkat tersebut
- Teknik perbandingan berpasangan, yang dibicarakan terdahulu, dapat diterapkan. Masing masing pekerjaan dapat dibandingkan dengan setiap pekerjaan lain, satu per satu
- Penggunaan suatu panitia penilai. Harus diakui, banyak dugaan dan kesewenang wenangan dalam setiap sistem evaluasi dan pengrata-rataan peringkat oleh sekelompok penilai yang berpengalaman sering kali menghasilkan penilaian yang lebih teliti
- Bagan organisasi (jika ada). Peringkat-peringkat evaluasi pekerjaan tidak boleh melanggar penetapan peringkat organisasional dari pekerjaan-pekerjaan yang digambarkan pada bagan tersebut. Atau jika melanggar bagan bagan tersebut maka bagan tersebut harus diubah
- Dalam penggolongan mutu pekerjaan ada berapa bentuk yang disebabkan?
Pertama, pekerjaan bisa diberi
peringkat dan ditentukan kelasnya secara alami. Kedua, kita dapat
meminta suatu panitia untuk menentukan lebih dahulu serangkaian
definisi golongan mutu.
- Sebutkan prosedur dalam sistem butir dan prosedur dalam sistem perbandingan faktor!
- Memilih faktor-faktor pekerjaan
- Memilih pekerjaan-pekerjaan penting
- Menentukan tarif yang benar untuk pekerjaan pekerjaan penting
- Memberi peringkat pekerjaan-pekerjaan penting menurut setiap faktor pekerjaan
- Mengalokasikan tarif yang benar dari setiap pekerjaan penting kepada faktor faktor pekerjaan
- Mengevaluasi semua pekerjaan lain berdasarkan ukuran-ukuran faktor ini
- Merancang, menyesuaikan, dan melaksanakan struktur upah tersebut
- Apakah evaluasi pekerjaan terdapat hubungan manusia dengan pekerjaan?
Evaluasi pekerjaan dengan manusia itu
saling berhubungan karena keabsahan evaluasi pekerjaan harus
ditentukan oleh seorang karyawan. Dan dalam evaluasi pekerjaan juga
seringkali adanya pertentangan antara nilai-nilai karyawan dengan
manajemen evaluasi pekerjaan.
- Jelaskan pedoman EEOC secara umum!
EEOC adalah Komsi Kesamaan Kesempatan
Kerja telah berusaha menyusun beberapa garis pedoman dalam penggunaan
prosedur evaluasi pekerjaan. Beberapa kelompok telah menolak sistem
sistem yang ada sebagai mekanisme untuk mempertahankan upah yang
lebih tinggi bagi pekerjaan yang didomisili pria. Misal, jika semakin
besar bobot yang diberikan kepada faktor kondisi kerja, maka
pekerjaan pekerjaan yang secara tradisional dipegang oleh pria akan
berjalan lebih baik dibawah sistem tersebut.
Walau tidak ada garis pedoman resmi
yang telah disajikan, berikut ini adalah yang mungkin digunakan:
- Suatu perusahaan harus menggunakan suatu sistem tunggal yang mencakup semua pekerjaan guna mengurangi peluang terjadinya diskriminasi terhadap kelas kelas pekerjaan tertentu
- Pemilihan faktor harus sama-sama tepat bagi semua pekerjaan dan tidak condong untuk menguntungkan pekerjaan yang dipegang terutama oleh satu jenis kelamin atau ras tertentu
- Jika angka untuk pekerjaan-pekerjaan yang khususnya dipegang wanita pada umumnya lebih rendah, ada kemungkinan majikan harus mempertahankan penggunaan skala-skala faktor semacam itu atas dasar kebutuhan dunia usaha
- Penggunaan upah yang ada untuk memperoleh bobot faktor mungkin tidak dapat diterima kecuali jika dapat dibuktikan bahwa bobot semacam itu tidak berprasangka berdasarkan jenis kelamin
- Sistem itu secara keseluruhan harus didokumentasikan, dijelaskan kepada semua orang, menggunakan para penilai yang terlatih baik, diaudit secara tetap untuk memperbarui uraian-uraian pekerjaan, menyediakan mekanisme banding dan melibatkan wakil-wakil karyawan dalam perancangan dan pelaksanaannya.
sumber : diskusi kelas 2EB12 Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar