KEWIRASWASTAAN dan PERUSAHAAN KECIL
I. Kewiraswataan, Wiraswasta, Wiraswastaan
1. Wiraswastawan
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
2. Unsur-unsur penting wiraswasta
1) Unsur daya pikir (kognitif)
Daya pikir, pengetahuan, kepandaian, intelektual, atau kongnitif mencirikan tingkat penalaran, taraf pemikiran yang dimiliki seseorang. Daya pikir adalah juga sumber dan awal kelahiran kreasi dan temuan baru serta yang terpenting ujung tombak kemajuan suatu masyarakat.
2) Unsur keterampilan (psokomotorik)
Keterampilan merupakan tindakan raga untuk melakukan suatu kerja. Dari hasil kerja itulah baru dapat diwujudkan suatu karya, baik berupa produk ataupun jasa. Keterampilan dibutuhkan oleh siapa saja, termasuk kalangan pebisnis profesional.
3) Unsur sikap mental (afektif)
Jika dicemati, banyak pengusaha besar sukses ternyata hanya berlatar pendidikan sekolah menengah dan bahkan ada juga yang hanya lulusan SD (sekolah dasar), namun mereka juga banyak yang belajar secara atodidak (soesarsono, 1996).
Jadi bisa dibilang, sikap mental inilah yang terkadang menjadi penentu keberhasilan. Karena dengan sikap mental yang ingin terus maju, maka dalam kesulitan apapun akan mudah dilalui..
4) Unsur kewaspadaan atau intuisi
Intuisi atau juga dikenal sebagai feeling adalah sesuatu yang abstrak, sulit digambarkan, namun acapkali menjadi kenyataan jika dirasakan serta diyakini benar dan lalu diusahakan.
II. Perusahaan Kecil dalam Lingkungan Perusahaan
Peran perusahaan kecil dalam lingkungan perusahaan (besar) memang saling berhubungan. Di saat perusahaan butuh tenaga kerja lebih banyak yang berpengalaman, tentu saja perusahaan kecil dapat menyediakannya.
III. Perkembangan Franchising di Indonesia
1. Kiat-kiat memilih usaha dengan cara waralaba
Berikut ini ada beberapa tips atau penuntun sebelum memilih dan mengambil keputusan untuk bergabung dengan waralaba.
1. Jangan minder saat berhadapan dengan staf bisnis waralaba.
Biarpun mereka berhak menyeleksi Anda, sesungguhnya mereka juga membutuhkan Anda. Karena itu manfaatkan sesi-sesi wawancara dengan mereka untuk menggali habis kondisi usaha waralaba. Mereka boleh menggali informasi seputar kepribadian dan kondisi keuangan investor. Anda pun seharusnya bisa menggali berbagai informasi mendalam tentang perusahaan penyelenggara waralaba.
2. Coba kenali latar belakang perusahaan atau sang pengusaha, bonafiditas, pengalaman, potensi pasar, peta persaingan, serta keunggulan dan keunikan produk atau sistem mereka. Dari serangan balik wawancara itu Anda bisa meraba sikap mereka. Cara dan sikap ketika menjawab pertanyaan bisa Anda jadikan tolok ukur kultur usaha mereka. Semakin mereka terbuka, semakin baik. Semakin mereka misterius dan tertutup, ya semakin buruk. Ingat, kelak Anda harus saling bertukar informasi dengan mereka. Bayangkan dan perkirakan apakah Anda bisa berkomunikasi secara nyaman dengan mereka kelak?
3. Jangan segan menyelidiki kondisi keuangan pewaralaba. Kinerja mereka di masa lalu bisa menjadi pantulan prospek usaha Anda di masa depan. Pewaralaba yang baik tak akan segan membagi informasi penting ini. Waralaba yang layak pilih adalah perusahaan yang telah menghasilkan untung selama bertahun-tahun, setidaknya lebih dari 3 tahun. Tanyakan pula kinerja cabang atau gerai milik terwaralaba lama. Apakah mereka untung atau malah gulung tikar. Kalau tutup sebabnya apa, begitu pula kalau sukses resepnya apa. Tak ada salahnya kalau Anda mencoba menggali informasi langsung dari terwaralaba lama yang lebih dulu beroperasi.
4. Pilihlah brand waralaba yang sudah dikenal masyarakat. Sebagian brand waralaba luar negeri tak dikenal di sini. Tapi, kalau nama mereka cukup terkenal secara Internasional, layaklah untuk dipertimbangkan. Jadi jangan segan menyelidiki reputasi mereka lewat internet atau kenalan di luar negeri.
5. Bisnis waralaba bukanlah deposito atau obligasi pemerintah yang berbunga tetap. Karena itu, jangan pertaruhkan seluruh kekayaan Anda pada bisnis yang ingin Anda masuki. Sehebat apa pun waralaba yang hendak Anda ikuti, resiko bisnis tetap ada. Soalnya, ada banyak faktor ekonomi yang tidak berada dalam kendali perusahaan atau pelaku ekonomi mana pun, sehebat apa pun sistem dan keunggulan mereka.
6. Pelajari dan cermati draf kontrak sebaik-baiknya. Jangan terburu-buru menganggukkan kepala dan berjabat tangan tanda sepakat. Ingat, semua kewajiban dan hak Anda tercatat dalam dokumen kontrak. Jadi, jangan sampai kontrak itu nantinya hanya merugikan Anda.
IV. Ciri-ciri Perusahaan Kecil
1. Kekuatan dan kelemahan perusahaan kecil
Menurut Muhammad Taufiq, UKM memiliki ciri-ciri skala usaha kecil, padat karya, berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam, pelaku banyak, dan menyebar, sehingga dari ciri-ciri tersebut dapat diuraikan beberapa kekuatan dan kelemahan UKM sebagai berikut:
a) Skala usaha kecil
Salah satu karakter penting dari UKM adalah skala usahanya yang relatif kecil. Meskipun batas atas kategori usaha kecil adalah dengan omset maksimal 1 miliar, namun dalam kenyataannya sebagian besar usaha kecil justru memiliki omset dibawah 500 juta. Mengacu pada argumentasi bahwa salah satu sumber keunggulan adalah melalui economies of scale, maka akan sulit bagi usaha berskala kecil secara individual untuk bersaing dengan usaha berskala besar dalam suatu aktivitas bisnis yang sama.
b) Padat karya
Produk usaha berskala kecil pada umumnya sangat padat karya. Kegiatan produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja sebagai konsekuensi dari aktivitas yang menghasilkan produk yang berciri hand made. Produk UKM yang bersandar pada keahlian dan keterampilan tangan ini membawa konsekuensi pada kurangnya aspek presisi dan kesulitan untuk distandarisasi. Disamping memiliki kelemahan, aktivitas bisnis yang mengandalkan keterampilan individu tentu juga memiliki keunikan, sehingga mendapat pasar yang tersendiri. Keunikan produk UKM dapat dikembangkan sebagai sumber keungulan menghadapi produk-produk yang berbasis pabrikasi (produk cetak).
c) Berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam.
Salah satu ciri dari orientasi berusaha di kalangan UKM pada umumnya adalah lebih kepada upaya melakukan aktivitas apa yang bisa dilakukan dengan sumberdaya yang ada, ketimbang memproduksi sesuatu yang diminta oleh pasar. Dengan kata lain aktivitas usaha UKM lebih kepada production oriented, memproduksi sebaik mungkin apa yang bisa dilakukan dengan bertumpu pada ketersediaan sumberdaya yang ada. Karakter aktivitas bisnis UKM seperti ini menghasilkan produk-produk unggulan yang komparatif pada masing-masing wilayah. Kebersinambungan usaha yang berbasis sumberdaya alam tentu sangat rentan, manakala UKM terlibat dalam aktivitas produksi yang mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak terbaharui.
d) Pelaku banyak
Karena hampir tidak ada barrier to entry pada aktivitas bisnis UKM, baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen, perlindungan hak intelektual, maka sangat mudah bagi masyarakat untuk masuk ke dalam industri yang digeluti oleh UKM. Sebagai konsekuensinya relatif sangat banyak pelaku bisnis UKM dalam sektor dan kegiatan bisnis tertentu. Di satu sisi struktur usaha seperti ini sangat baik untuk mendorong kompetisi, tetapi di lain pihak UKM sering dihadapkan pada kondisi dimana banyak UKM sebagai produsen menghadapi kekuatan monopsonis.
e) Menyebar
Aktivitas bisnis UKM dapat dijumpai hampir diseluruh pelosok tanah air serta diberbagai sektor. Dengan demikian, bila UKM dapat mengembangkan jaringan yang efektif, maka konsep global production dapat dipenuhi, karena UKM mampu menghasilkan produk di mana saja dan memasarkannya ke mana saja serta kapan saja. Dengan kata lain produk UKM yang sejenis sangat mudah diperoleh masyarakat dimana saja dan kapan saja.
2. Keuntungan perusahaan kecil
Kebebasan dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih memungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan perusahaan relative kecil, sehingga penyesuaian terhadap adopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.Penyesuaian dengan kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baikterutama karena dekatnya perusahaan dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan dengan pelanggan, serta fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam kaitannya dengan tuntutan perubahan selera pelanggan.
3. Kelemahan perusahaan kecil
Perusahaan dengan ukuran apa saja (Besar, sedang, maupun kecil) selalu mengadung resiko. Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi ekonomi, persaingan, dan lokasi yang buruk. Kelemahan perusahaan kecil yang terutama berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhadap karyawannya.
4. Cara mengembangkan perusahaan kecil
Ada banyak cara untuk mengembangkan perusahaan kecil, tapi beberapa cara yang paling umum diterapkan oleh beberapa pengusaha adalah :
a) Pelayanan makin baik.
b) Ruang pameran lebih luas.
c) Kualitas bertambah, tetapi harga tetap.
d) Jaminan yang baik demi keselamatn para pelanggan.
e) Sosialisasi dari pelayan ke pelanggan di tingkatkan.
f) Pemberian info produk lebih menarik.
g) Susunan toko nyaman dan membuat para pelanggan senang.
h) Tampilan kemasan produk lebih menarik.
5. Kegagalan perusahaan kecil
Banyak tanda-tanda yang menunjukkan kegagalan perusahaan kecil, antara lain adalah :
a) Penjualan menurun pada beberapa periode pembukuan.
b) Perbandingan utang semakin tinggi
c) Biaya operasi makin meningkat
d) Pengurangan modal kerja
e) Penurunan dalam keuntungan
f) Peningkatan kerugian
Beberapa tindakan yang biasanya dilakukan oleh pengusaha jika muncul tanda-tanda seperti itu adalah :
a) Pengurangan biaya operasi
b) Perbaikan metode iklan dan pemasaran
c) Peninjauan kembali kerugian untuk menghindari resiko terburuk
d) Memeriksa ulang persediaan untuk menentukan kecukupan persediaan
V. Perbedaan Antara Kewirausahaan dan Bisnis Kecil
Sama sekali tidak ada bedanya, karena :
a) mereka sama-sama berbisnis.
b) pengukuran potensi bisnis sama.
c) kapasitas dan varietas bisa dikatakan hampir sama karena membuat lapangan kerja.
d) unsur permodalan hanya dilihat dari sudut pandang yang berbeda ketika memulai dan dimulai.
e) jiwa enterpreneur yang dimiliki sama.
f) ujung pangkalnya adalah pengembangan potensi enterpreneur sejatinya, apakah langgeng atau tidak.
VI. Sumber : http://cintaumiku.blogspot.com/2010/02/unsur-unsur-wirausaha.html
: http://otakusaha.wordpress.com/2009/01/22/istilah-kewirausahaan-kewiraswastaan-dan-entrepreneurship/
: http://bisnisukm.com/tips-memilih-waralaba-2.html
: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2037090-ukm-ciri-ciri-kelemahan-dan/
: http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090921232708AARoijQ
: http://books.google.co.id/books?id=EVfWJ7nbd-kC&pg=PA57&lpg=PA57&dq=cara+"mengembangkan+perusahaan+kecil"&source=bl&ots=o8uwclxTf2&sig=pGTdFVRPBCGcYtsCqS4NGDJaYCs&hl=id&ei=T_C6TI3bKIvQcbXQjIcN&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CCMQ6AEwBQ#v=onepage&q=cara%20%22mengembangkan%20perusahaan%20kecil%22&f=false
Tidak ada komentar:
Posting Komentar