Sabtu, 19 Januari 2013

Produk Ketiga tentang Fasilitas Bank di Masa Depan


III. TRANSPORT CARD
Latar Belakang Produk
Melihat kisruhnya transportasi (angkutan umum) tentu membuat kita jengkel. Berhenti atau yang biasa disebut 'ngetem', menaikkan dan menurunkan penumpang disembarang tempat. Alasan tersebut sepertinya sudah cukup menggambarkan keadaan angkutan umum yang sangat berantakan.
Sistem perangkutan di jakarta pun sangat tidak teratur, supir yang bisa berganti setiap saat, mobil yang tidak sesuai standar (knalpot mengeluarkan asap hitam, berisik, dan sering mogok), tarif yang terkadang tidak sesuai dan masih banyak keadaan memprihatinkan lainnya.
Maka dari itu fasilitas ini diciptakan, tentu sistem ini sangat tidak mudah dan akan sangat rumit karena produk ini “memaksa” setiap pihak untuk bekerja sama, antara lain instansi angkutan umum, bank yang bersangkutan, dan pemrov sekitar.
Deskripsi Produk
Produk ini menggunakan smart card untuk pembayaran angkutan umum. Tapi alat pembayaran untuk smart card ini tidak ditempatkan didalam angkutan umum, melainkan di halte-halte atau tempat pemberhentian yang sudah ditentukan oleh pemrov sekitar.
Produk ini akan mengefesienkan penggunaan uang tunai pengguna angkutan umum yang terkadang tak mempunyai uang dengan nominal kecil untuk pembayaran angkutan umum.
Sebagai tambahan, untuk memudahkan instansi angkutan umum ada baiknya dengan menggunakan sistem “gaji” untuk para angkutan umum. Dengan begitu akan jelas “siapa-siapa” supir angkutan umum tersebut.
Teknologi Pembuatan Produk
Contoh pembuatan teknologi ini akan digunakan di daerah DKI Jakarta.
Diawali dengan kerja sama antara instansi angkutan umum seluruh DKI Jakarta, pemrov DKI Jakarta. Kerja sama kedua pihak ini untuk menyesuaikan tarif angkutan umum yang digunakan. Perhitungan dilakukan dengan sistem seperti Trans Jakarta.
Jauh atau dekatnya ditentukan saat pembayaran dilakukan di halte. Maka dari itu perlu dilakukan perubahan besar-besaran diseluruh halte di DKI Jakarta supaya meniru halte seperti Trans Jakarta. Jadi sistemnya adalah melakukan pembayaran dihalte awal dengan penentuan tarif yang dilihat dari tujuan halte terakhir yang dituju.
Penggunaan smart card ini pun memungkinkan untuk membayar Trans Jakarta. Bekerja sama dengan instansi yang mengatur Trans Jakarta adalah sesuatu yang mungkin saja dilakukan untuk efisiensi smart card ini.
Seandainya produk ini berkembang di DKI Jakarta, bisa dikembangkan lebih jauh ke daerah lain, dengan contoh daerah se-JABODETABEK.
Sistem Penggunaan Produk
Penggunaan produk ini cukup simple. Sama seperti smart card lainnya. Dengan menggesek atau menempelkan smart card di halte tempat naik angkutan umum dan menentukan halte tujuan, maka otomatis nominal di smart card ini akan berkurang dengan sendirinya.
Hasil dari pembayaran pengguna angkutan umum akan langsung masuk ke rekening bank, dan setiap bulannya akan dikirim ke rekening instansi angkutan umum. Dengan begitu para supir angkutan umum akan lebih bertanggung jawab terhadap mobil angkutannya sendiri.
Pengisian kartu ini bisa secara tunai dibank yang bersangkutan secara tunai atau bisa dipotong dari tabungan nasabah.
Keuntungan Bagi Bank
- biaya administrasi pembuatan smart card sebesar Rp 5.000,-
- tarif minimal smart card sebesar Rp 5.000,-
- biaya isi ulang pengisian smart card (reload) Rp 2.000,-
Jurnal
*Jurnal pembuatan smart card :
- dipotong dari tabungan :
D : Tabungan nasabah Rp XXX
K : Smart card Rp XXX
K : Biaya Administrasi Rp XXX
- lewat pembayaran tunai :
D : Kas Rp XXX
K : Smart Card Rp XXX
K : Biaya Administrasi Rp XXX
*Jurnal pembayaran ke instansi angkutan umum :
D : Smart Card Rp XXX
K : Giro Instansi Angkutan umum Rp XXX
*Jurnal Pengisian Smart Card (reload) :
- dipotong dari tabungan :
D : Tabungan nasabah Rp XXX
K : Smart card Rp XXX
K : Biaya Administrasi Rp XXX
- lewat pembayaran tunai :
D : Kas Rp XXX
K : Smart Card Rp XXX
K : Biaya Administrasi Rp XXX

Hasil diskusi oleh : 
Arrizal Azis   21210128
Billy Jhon Damanik   29210825
Muhamad Adhitya   24210118
Mustafa Sangadji   24210871
Nurul Hadi   25210214
Prasetyo Utomo   25210214
Sinatrya Wahyu Aji   26210551

Produk kedua tentang Fasilitas bank di Masa Depan


II. SPBU & PARKING CARD
Latar Belakang Produk
Bercontoh kepada film-film barat dimana POM bensin tidak menggunakan tenaga manusia untuk mengisi bensin, hanya dengan sebuah kartu seperti smart card. Dengan penerapan konsep yang sama tetapi agak sedikit beda di penjalanan fungsinya, mungkin produk ini akan berjalan seperti seharusnya.
Ditambah dengan funsi yang lain, untuk membayar parkir-parkir motor ditempat tertentu, akan membuat produk ini semakin efisien serta efektif bagi pengguna motor di Jakarta.
Deskripsi Produk
Produk ini merupakan turunan dari produk tabungan-smart card. Produk ini bisa digunakan untuk membayar bensin di SPBU jika pengguna motor tidak ingin menggunakan uang tunai. Lain dari itu produk ini bisa digunakan untuk membayar parkir. Dengan bekerja sama dengan instansi parkir di mall-mall besar, pusat perbelanjaan, atau gedung- gedung mewah yang menggunakan sistem parkir yang terorganisir.
Teknologi Pembuatan Produk
Teknologi untuk produk ini tidaklah rumit dan membutuhkan biaya besar. Untuk pengisian BBM, yang diperlukan adalah mesin SPBU yang diperbarui untuk penggunaan kartu smart card dan program untuk pengisian saldo smart card tersebut.
Selain untuk mengisi BBM, kartu ini juga bisa dipergunakan untuk membayar parkir di tempat-tempat tertentu yang sistem parkir sudah terorganisir.
Sistem Penggunaan Produk
Smart card ini digunakan ketika mengisi bensin di SPBU, dengan digesek/ditempelkan di mesin pom, memasukkan jumlah berapa rupiah/liter yang akan dibeli, maka mesin pom secara otomatis akan mengurangi nominal didalam kartu.
Smart card ini pun bisa untuk membayar parkir. Dengan menempelkan kartu ini ke alat pendeteksi sebelum masuk parkir, dan melakukan hal serupa setelah parkir (mungkin ini bisa dilakukan oleh penjaga parkir) maka kita tidak perlu menggunakan uang “receh” untuk membayar parkir.
Smart card ini bisa diisi saldo dengan cara pembayaran tunai di bank maupun di SPBU tempat mengisi BBM.
Keuntungan Bagi Bank
keuntungan bagi bank adalah :
- biaya pengisian ulang (reload) smart card Rp 2.000,-
- biaya minimal smart card dengan nominal Rp 5.000,-
- biaya pembuatan kartu smart card Rp 10.000,-
Jurnal
*Jurnal saat pembuatan SBPU & PARKING CARD :
- bila diambil dari tabungan :
D :Tabungan Mr. X Rp XXX
K : Tabungan Smart Card Rp XXX
K : Biaya Administrasi Rp XXX
- bila pembuatan secara tunai :
D : Kas Rp XXX
K : Tabungan Smart Card Rp XXX
K : Biaya administrasi Rp XXX
*Jurnal saat mengisi BBM :
D : Tabungan Smart Card Rp XXX
K : Giro SPBU Rp XXX
*Jurnal saat membayar parkir :
D : Tabungan Smart Card Rp XXX
K : Giro tempat parkir Rp XXX
*Jurnal saat pengisian saldo (reload) secara tunai di Bank :
D : Kas Rp XXX
K : Tabungan Smart Card Rp XXX
K : Biaya administrasi Rp XXX
*Jurnal saat pengisian saldo (reload) lewat SPBU :
D : Kas Rp XXX
K : Tabungan Smart Card Rp XXX
K : Biaya Administrasi Rp XXX

Hasil diskusi oleh :
Arrizal Azis   21210128
Billy Jhon Damanik   29210825
Muhamad Adhitya   24210118
Mustafa Sangadji   24210871
Nurul Hadi   25210214
Prasetyo Utomo   25210369
Sinatrya Wahyu Aji   26210551

Produk Pertama tentang Fasilitas Bank di Masa Depan


I. TAX ATM
Latar Belakang Produk
Apa yang anda pikirkan ketika anda akan membayar pajak untuk motor anda?
Antrian panjang? Ruangan pengap? Dan keramaian tentunya.
Mungkin sudah menjadi “budaya” di Jakarta atau mungkin di seluruh Indonesia jika
membayar pajak harus mengantri dan tentu akan memakan waktu yang lama.
Maka dari itu produk Tax ATM ini akan memudahkan anda, tidak perlu mengantri di
tempat perpanjangan STNK, tidak perlu menunggu waktu lama untuk membayar
pajak. Cukup pergi ke ATM, dan menunggu sebentar ditempat pembayaran STNK
maka urusan anda membayar STNK telah selesai.
Deskripsi Produk
Produk ini merupakan turunan produk dari tabungan ATM. Tetapi perbedaannya
adalah fasilitas ini memerlukan pemograman baru pada setiap ATM. Dan kerja sama
antara kepolisian yang berurusan dengan pajak kendaraan bermotor. Semua
informasi tentang penyetor dan jumlah setoran pajak akan terus berjalan antara
Bank dan instansi kepolisian tersebut.
Teknologi Pembuatan Produk
Teknologi pada fasilitas ini terletak pada pemograman mesin ATM. Option pada
mesin ATM yang selama ini bisa membayar segala kebutuhan rumah tangga
(contoh : listirk, telepon, internet, tv berkabel dll) mungkin bisa ditambahkan option
“bayar pajak kendaraan bermotor”.
Selain yang disebutkan diatas, tidak ada tambahan teknologi yang sangat berati.
Karena kebanyakan nasabah bank mungkin sudah memiliki ATM.
Sistem Penggunaan Produk
Penggunaan produk ini cukup simple. Anda hanya perlu ke ATM untuk membayar
besar pajak yang dibayarkan. Setelah selesai jangan lupa menyimpan struk
pembayaran yang sudah ada.Dengan begitu walaupun anda tidak sempat pergi ke
tempat perpanjangan STNK, data anda akan masuk sebagai orang yang sudah
membayar pajak tepat waktu.
Setelah membayar di ATM, anda bisa langsung mengambil STNk anda yang baru di
tempat pembayaran STNK terdekat. Tidak perlu mengantri untuk mengisi data diri,
cukup menyerahkan struk pembayaran dari ATM, tunggu pencetakkan STNK selesai
(mungkin sekitar 5 menit), dan setelah itu selesai.
Keuntungan Bagi Bank
Bank pasti mencatat semua transaksi pembayaran pajak, maka itu setiap
pembayaran pajak lewat ATM akan dikenakan biaya sebesar Rp 10.000,-.
Jurnal
D : Tabungan Tn. X Rp XXX
K : Giro kepolisian Rp XXX
K : Biaya Administrasi Rp XXX

Hasil Diskusi :

Arrizal Azis   21210128
Billy Jhon Damanik   29210825
Muhamad Adhitya   24210118
Mustafa Sangadji   24210871
Nurul Hadi   25210214
Prasetyo Utomo   25210369
Sinatrya Wahyu Aji   26210551

Rabu, 09 Januari 2013

untittled

darimu aku mengetahui namaku
darimu aku mengenal kehidupan
darimu aku mempunyai kehidupan yang layak

ibu,
hanya darimu aku mendapat kasih sayang tak terhingga
hanyalah darimu aku kuat dalam menjalani hidup
hanya dengan senyummu kau menghapus kesedihan hati ini

kau rawat aku hingga tumbuh dan berkembang
kau ajari aku bagaimana tata cara hidup didunia ini
kau bimbing aku untuk bertakwa kepada TUHAN Y.M.E

tapi sekarang,
badanmu tak sekuat dulu
rambutmu yang mulai memutih

ibu,
entah apa yang bisa ku perbuat tanpa dirimu
tanpa dirimu aku bukanlah siapa-siapa didunia ini
tak ada orang lain yang ingin kubahagiakan selain dirimu

ibu,
aku belum berbuat sedikit apapun untuk dirimu
tetaplah temani aku, hingga nanti muncul keturunanmu dariku
sampai nanti aku dapat bahagiakan mu...
amiiiin...

rose

kamu, seperti mawar
bunga indah yang tiada duanya
melambangkan cinta
menegaskan keindahan

siapa yang tak mengenal mawar
indah bunganya
harum wanginya
berbagai macam warna
tak mengurangi sedikit pun keindahannya

tapi,
disaat kamu sedang jahat
kamu akan menimbulkan tangis
bagi mereka yang memegang tangkaimu

seperti mereka yang mengalami kekecawaan
dalam hal percintaan
ataupun dalam urusan yang lain

wahai mawar, keindahanmu sungguh elok
tapi durimu sangatlah menyakitkan

itulah mawar dengan dua sisi yang sangat berbeda

Rabu, 02 Januari 2013

perbedaan organisasi dan manajemen

Hal yang berbeda antara organisasi dan manajemen adalah organisasi sebagai alat atau wadah sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan manajemen lebih mengarah kepada pengaturan atau pengelolaan untuk mencapai tujuan tersebut, adapun persamaan dari organisasi dan manajemen ialah sama-sama memiliki sasaran dan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Hubungan Organisasi, Administrasi dan Manajemen
Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya administrasi dan manajemen adalah sama, hanya saja istilah administrasi digunakan pada badan / organisasi pemerintah, sedangkan istilah manajemen dipergunakan untuk organisasi swasta. Administrator sama artinya dengan manajer, tetapi organisasi untuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan istilah manajer untuk perusahaan swasta yaitu diantaranya manajer pemasaran, manajer pembelian dan lain-lain. Serta kepala bagian administrasi keuangan, kepala bagian administrasi kepegawaian dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara administrasi organisasi dan manajemen adalah sebagai berikut :
  1. Kepemimpinan merupakan arti dari manajemen
  2. Melalui manajemen semua kegiatan di koordinir dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
  3. Administrasi merupakan suatu kegiatan pelayanan, termasuk di dalam kegiatan administrasi adalah kegiatan pengelolaan atau manajemen administrasi dapat dilaksanakan di dalam atau diluar organisasi (formal).
  4. Organisasi (formal) merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan administrasi.



ORGANISASI
DEFINISI
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.


PARTISIPASI

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.


UNSUR-UNSUR

Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi :
  1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
  2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
  3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.


JENIS-JENIS

Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut :
  1. Pikiran (psychological participation)
  2. Tenaga (physical partisipation)
  3. Pikiran dan tenaga
  4. Keahlian
  5. Barang
  6. Uang

SYARAT-SYARAT

Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
  • Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
  • Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
  • Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
  • Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
  • Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.

MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

ETIMOLOGI
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.



PEMIKIRAN AWAL MANAJEMEN

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.[2] Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

ERA MANAJEMEN ILMIAH

Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

ERA MANUSIA SOSIAL

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.

ERA MODEREN

Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran.Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan diimplementasikan.

TEORI MANAJEMEN

Manajemen ilmiah

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.

Pendekatan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.[
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids. Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.

Klasifikasi

Ada 6 macam teori manajamen diantaranya:
  • Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
  • Aliran perilaku: Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia.
  • Aliran manajemen Ilmiah: aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
  • Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
  • Aliran manajemen berdasarkan hasil: Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
  • Aliran manajemen mutu: Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.

FUNGSI MANAJEMEN

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
  1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
  2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
  3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha

SARANA MANAJEMEN

Man dan machine, dua sarana manajemen.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.

Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

PRINSIP MANAJEMEN
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari :
  1. Pembagian kerja (Division of work)
  2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
  3. Disiplin (Discipline)
  4. Kesatuan perintah (Unity of command)
  5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
  6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
  7. Penggajian pegawai
  8. Pemusatan (Centralization)
  9. Hirarki (tingkatan)
  10. Ketertiban (Order)
  11. Keadilan dan kejujuran
  12. Stabilitas kondisi karyawan
  13. Prakarsa (Inisiative)
  14. Semangat kesatuan, semangat korps


SUMBER :

materi dan resume hakikat sumber daya manusia

HAKIKAT SUMBER DAYA MANUSIA

  1. Pentingnya Hubungan Kemanusiaan
Jika kebutuhan manusia bertemu dengan kebutuhan organisasi maka akan terjadi perselisihan (konflik). Kegiatan-kegiatan manajerial dalam hubungan ini disebut ”hubungan kemanusiaan”. Tujuannya adalah menghasilkan integrasi yang cukup kokoh yang mendorong kerjasama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran bersama.
Karena itu semua, Manajer akan memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam disiplin-disiplin pokok seperti psikolog, sosiologi, antarpologi, dan etologi dalam mencoba memahami dan mengatasi masalah-masalah dalam hubungan kemanusiaan.
Dengan demikian, manajer akan menimbulkan empat kekuatan utama yang menunjukkan hubungan antara manusia, yaitu :
      • Kemungkinan untuk meningkatkan produktifitas dan efektifitas
      • Campur tangan pemerintah
      • Campur tangan serikat buruh
      • Kode etik perorangan

  1. Hakekat Kebutuhan Manusia
Pengamatan perilaku seseorang pemahamannya, dan usaha untuk mempengaruhinya untuk suatu tujuan tertentu merupakan tiga hal yang berbeda. Untuk mengerti dan mempengaruhi perilaku manusia kita perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan-kebutuhannya. Kepribadian manusia tersusun dari banyak unsur yang berhubungan sehingga menghasilkan suatu tingkat keseimbangan tertentu menjadi nyata.
Kebutuhan manusia dibedakan menjadi 3, yaitu :
          1. Fisiologis
Seringkali disebut kebutuhan primer. Timbul dari upaya untuk mempertaankan hidup (contoh : makanan, minuman, udara, istirahat, seks, tempat berteduh, dan yang semacam itu). Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang fundamental ini, orang harus diyakinkan bahwa kebutuhan itu akan terus dipenuhi.

          1. Sosial
Biasa disebut kebutuhan sekunder, karena kebutuhan itu lebih samar dan tak teraba. Setiap orang berbeda intensitas kebutuhannya. Dalam kebutuhan ”sosial” ini, terdapat kebutuhan-kebutuhan :
      • Hubungan fisik dan pergaulan (asosiasi)
      • Cinta dan kasih sayang
      • Rasa diterima
Hubungan fisik dalam manusia tidaklah cukup, tapi memerlukan rasa “cinta dan kasih sayang” untuk menjalani setiap hubungan dengan manusia yang lain. Selain itu manusia juga memerlukan perasaan “diterima”, terutama di lingkungan yang sering dijumpai. Misalnya sekolah, keluarga, teman sebaya dan lain-lain.
Kebutuhan akan sikap masyarakat yang menerima dan menyetujui kepribadian seseorang juga tercermin dalam faktor-faktor seperti gaya, model, mode, tradisi, adat istiadat dan kode etik.
c.Egoistik
Kebutuhan egoistik berasal dari kebutuhan untuk memandang ego atau diri sendiri dalam suatu cara tertentu. Diantara kebutuhan-kebutuhan egoistik yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut :
  • Penghargaan
  • Kekuasaan
  • Kebebasan
  • Prestasi

Beberapa kebutuhan tidak dapat dipenuhi dengan cara apa pun oleh seseorang, ketegangan-ketegangan tidak berkurang, dan hasilnya disebut ”frustasi”. Frustasi sering dikenali dari jenis-jenis sifat dan perilaku tertentu, yaitu agresi, regresi, fiksasi, dan pengunduran diri.
Agresi terjadi jika orang itu sedang mencoba untuk menyelesaikan sesuatu yang tidak bisa diselesaikannya. Regresi adalah suatu jenis perilaku yang terlihat jika orang itu kembali kepada tindakan-tindakan yang tidak dewasa, seperti mengeluh, merengek-rengek agar mendapat bantuan untuk mengurangi frustasinya, tetapi perilaku ini dapat merugikan teman-temannya. Fiksasi adalah suatu usaha untuk memenuhi suatu kebutuhan dengan cara yang telah terbukti tidak bermanfaat. Pengunduran diri adalah menyangkut penyerahan total.

  1. Kebutuhan Untuk Mengerti ”Mengapa”
Semua manajer perlu memahami perilaku para bawahan mereka agar dapat memberikan dasar bagi disipliner. Walaupun sangat rumit, namun barangkali satu generalisasi yang paling berguna adalah dengan mengakui bahwa semua perilaku mempunyai dasar.
Dalam penelitian yang berhubungan dengan teori atribusi (attribution theory), temuan-temuan seperti berikut :
        1. Makin besar empati seorang manajer pada bawahan, makin cenderung manajer tersebut menyalahkan keadaan, jika hasil yang tidak diinginkan diperoleh.
        2. Makin tidak tepat tindakan bawahan, makin cenderung manajer menyalahkan pelakunya (bawahan).
        3. Manajer seringkali mengambil gampangnya saja. Dibanding capek-capek menyelidiki sebuah situasi, anggap saja itu tanggung jawab bawahan.
        4. Jika tindakan-tindakan bawahan menghasilkan keberhasilan, para manajer akan cenderung untuk mendapatkan penghargaan sebagai suatu pengaruh penting dalam situasi itu.
        5. Makin serius kegagalan itu, makin besar tanggung jawab itu dihubungkan dengan bawahan.
        6. Tindakan-tindakan yang berhasil oleh para bawahan yang disenangi oleh manajer pada umunya duhubungkan dengan bawahan.
        7. Para manajer cenderung menggunakan perilaku mereka sendiri sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perilaku bawahan itu normal atau tidak.




  1. Model-model Manusia (Ahli Psikologi)
Ceritakan kepada saya pandangan utama anda tentang manusia, dan saya akan menceritakan kepada anda bagaimana anda akan mengelolanya”.
Pernyataan itu mengimplikasikan bahwa para manajer benar-benar mengembangkan dan menggunakannya ”model dasar manusia” dalam pendekatan umum mereka terhadap bawahan. Hal itu juga mengimplikasikan bahwa ada banyak model manusia, bukan hanya satu yang diterima oleh semua orang.
          1. Maslow
Hal yang diutarakan oleh Abraham Maslow adalah model manusia yang paling luas diterima. Dia menyarankan, urutan prioritas kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai berikut :
      • Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis
      • Keamanan dan keterjaminan
      • Cinta
      • Penghargaan (esteem)
      • Perwujudan diri
      • Transedensi diri
Hirarki kebutuhan Maslow itu walaupun diplubikasikan dan diterima secara luas oleh para ahli teori dan juga praktisi, pada dasarnya adalah suatu konsepsi teoritis yang berasal dari percobaan untuk memadukan banyak penelitian psikologis.
    1. Gregor
Ahli-ahli filsafat telah lama terpesona dan bingung sehubungan dengan kontradiksi dan hakikat rangkap dalam diri manusia. Manusia jelas bisa bersikap lembut, simpati, dan cinta, tetapi sekaligus bisa memiliki kecenderungan untuk bersikap kejam, tidak berperasaan, benci dan agresi yang jahat.
Teori ”X” :
        1. Rata-rata manusia tidak menyukai kerja dan akan menghindarinya jika mungkin
        2. Karena sifat manusia yang tidak menyukai kerja, sebagian besar orang harus dipaksa, dikendalikan, diarahkan, dan diancam dengan hukuman
        3. Rata-rata manusia lebih senang dipimpin, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi yang relatif kecil dan menginginkan keamanan di atas segalanya.
Teori ”Y” :
  1. Bekerja, bermain, atau beristirahat sama-sama menuntut pengerahan tenaga fisik dan mental. Karena itu wajar apabila pekerjaan mendapat porsi lebih penting.
  2. Orang akan melakukan pengerahan diri dan pengendalian diri dalam tugas untuk mencapai sasaran yang menjadi keikatan mereka.
  3. Keikatan kepada sasaran adalah suatu fungsi dari ganjaran yang dihubungkan dengan prestasi.
  4. Rata-rata manusia belajar dalam kondisi yang tepat, tidak hanya untuk menerima tetapi juga tanggung jawab.
  5. Kemampuan menggunakan tingkat imajinasi, kecerdikan, dan kreatifitas yang relatif tinggi dalam pemecahan masalah-masalah organisasi tersebar luas di antara semua penduduk.
  6. Dalam kondisi kehidupan industri modern, potensi-potensi intelektual dari rata-rata umat manusia itu hanya sebagian yang digunakan.
Jika kita menerima model manusia menurut McGregor, maka praktek-praktek manajerial seperti yang berikut akan dipertimbangkan secara serius :
  1. Peniadaan jam pencatat kehairan pegawai
  2. Waktu luwes (flexi time)
  3. Pemerkayaan pekerjaan (job enrichment)
  4. Manajemen berdasarkan sasaran dimana para bawahan menentukan sasaran dan menilai penyelesaian mereka sendiri.
  5. Pengambilan keputusan yuang partisipatif dan demokratis sehubungan dengan lingkungan umum organisasi.
Semuanya didasarkan pada konsep-konsep kemampuan yang tersebar luas dalam populasi dan kepercayaan terhadap setiap orang untuk perilaku dengan cara bertanggung jawab.

    1. Agyris
Agyris mengusulkan beberapa dimensi kedewasaan di mana orang akan berkembang untuk mencapai kesehatan mental yang baik. Pada awal rangkaian ini, yaitu pada saat proses pendewasaan baru dimulai ada tujuh sifat, yakni :
  1. Pasif
  2. Tergantung
  3. Tidak sadar diri
  4. Bersifat lebih rendah
  5. Mempunyai perspektif waktu yang pendek
  6. Mempunyai berperilaku hanya dalam beberapa cara
Dipihak lain gerak menuju kedewasaan akan menimbulkan perilaku yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan, kebeasan, kesadaran akan dan pengendalian atas diri sendiri, cita-cita untuk menduduki posisi yang sama atau lebih tinggi, perspektif jangka panjang, pengembangan minat yang lebih dalam, dan kemampuan untuk berperilaku dalam banyak cara untuk memuaskan kebutuhan.
    1. Herzberg
Hezberg mengusulkan bahwa manusia itu mempunyai dua kebutuhan dasar, yaitu :
  1. Kebutuhan untuk menghindari rasa sakit
  2. Kebutuhan untuk tetap hidup serba kebutuhan untuk tumbuh, berkembang, dan belajar.
Karena analisi atas kepuasan kerja karyawan akan menghasilkan pembentukan dua rangkaian kesatuan (continuum) yang terpisah, buka satu kepuasan/ketidakpuasan yang tradisional.
Yang pertama adalah berkisar ketidakpuasan sampai tidak adanya ketidakpuasan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di mana karyawan mempunyai pengaruh yang terbatas. Dan yang kedua disebut sebagai motivator, membentuk suatu rangkaiankesatuan yang mulai bergerak dari tidak adanya kepuasan kerja sampai kepada kepuasan.
Teori Herzberg mirip dengan hirarki maslow jika faktor-faktor higienis kita hubungkan dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis, keamanan, dan sosial yang mempunyai prioritas yang lebih tinggi, sementara motivator kita padankan dengan kebutuhan akan penghargaan, ego, dan perwujudan diri. Hirarki Maslow mengusulkan suatu suatu rangkaian kesatuan, bukan rangkaian kebutuhan yang diraakan yang terputus-putus, sementara teori Herzberg tidak akan memerlukan faktor higienis untuk disediakan sebagai suatu prasyarat bagi kepuasan kerja. Ada kesepakatan yang tersebar luas bahwa kepuasan akan menjadi lebih tinggi jika faktor-fkator motivasional dan higienis sama-sama ditangani dengan baik. Juga ada bukti bahwa jika kedua-duanya cukup dipenuhi dengan baik oleh organisasi, motivator akan merupakan sumber kepuasan yang lebih kuat.

  1. Model-model Manusia (Ahli Etologi)
Semua model dari keempat ahli psikologi organisasi di atas mempunyai satu persamaan : kemampuan manusia yang tidak terbatas untuk belajar, tumbuh dan berprestasi. Itu merupakan suatu model manusia yang sangat menarik bagi ego manusia.
          1. Adrey
Menurut tesis Ardrey mengatakan bahwa manusia dengan banyak binatang sama-sama memiliki suatu perilaku yang dibawa sejak lahir yang membimbing mereka untuk membentuk suatu daerah atau lingkungan yang menjadi milik mereka dan akan mempertahankannya terhadap para penyerang.
Dari bertahan, mereka mengembangkan agresi yang lunak, yaitu tindakan-tindakan agresif terhadap para pendatang yang dapat menyesuaikan diri secara biologis secara turun-temurun.
Pada binatang dan instektisida yang lebih rendah, pola-pola perilaku yang dibawa lahir ini yang diwariskan secara genetis pada umunya disebut sebagai “instink”. Instink dapat bervariasi mulai dari program perilaku yang sepenuhnya tertutup, seperti dalam hal semut dan lebah, sampai kepada program perilaku yang cukup terbuka yang memerlukancukup banyak belajar sesudah lahir.
          1. Ashley M
Ashley Montagu berpendapat bahwa “ bukan hakikat manusia, tetapi lingkunganlah yang menyebabkan agresi manusia”. Para pelopor etologi, telah mengusulkan lima kemungkinan instink manusia yang diteruskan secara genetis :
  1. Reproduksi
  2. Rasa lapar
  3. Takut
  4. Agresi
  5. Kerapian
          1. Kefalas & Suojanen
Kefalas & Suojanen menyarankan ini diingat dalam ”5F”, yaitu :
  1. Reproduksi (flirting)
  2. Pemberian makanan (feeding)
  3. Lari (flight)
  4. Perkelahian (fighting)
  5. Perasaan (feeling)

  1. Manusia dan Budaya
Perbedaan Budaya Mempengaruhi Sifat Manusia
Seperti yang ditekankan dalam semua model manusia yang terdahulu, perilaku manusia itu juga sangat dipengaruhi oleh budaya yang meliputi kehidupan mereka. Kebudayaan tersusun dari unsur-unsur kehidupan yang diciptakan manusia oleh manusia (adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, norma-norma, dan hukum). Kebudayaan sebagian timbul dari kebutuhan akan keamanan karena kebudayaan merupakan perilaku yang dibakukan dan dijadikan kebiasaan yang berubah dengan lambat dan mempunyai stabilitas yang besar. Berbagai jenis perilaku yang mungkin mengejar pemuasan kebutuhan itu dibatasi oleh budaya masyarakat.
Sehubungan dengan praktek-praktek manajerial, ada yang berpendapat bahwa, jika dibandingkan dengan cara amerika, cara jepang lebih sesuai untuk organisasi-organisasi besar, penuh sesak, dan rumit (kompleks). Nilai-nilai individulaitas dan kepuasan diri (self-suffiency) dari budaya amerika seringkali menimbulkan persaingan di dalam prgasnisasi. Praktek-praktek manajemen jepang menekankan suatu proses pengambilan keputusan yang kooperatif “dari bawah ke atas” sebagi suatu cara pokok manajemen.
Manajer jepang adalah fasilitator, komunikator, dan peserta dalam proses-proses keputusan kelompok. Orang-orang amerika cenderung bersikap bebas, berwiraswasta, bersaing, tegas, dan berorientasi pada tindakan.
Jelaslah kedua-duanya akan mengalami perubahan secara perlahan, sebagai jawaban atas perubahan lingkungan.
Barangkali salah satu spek yang paling umu dibicarakan dari berbagai budaya internasional adalah sikap dalam menggunakan waktu. Sebgian orang besar ameika sangat menghargai waktu, terbukti dari banyaknya jam yang teliti yang tersedia dan digunakan secara luas, ketepatan jadwal waktu pengangkutan, dan kebutuhan yang mendesak untuk menepati janji sesuai dengan jadwal.





















PERTANYAAN DISKUSI
  1. Hakikat sumber daya manusia apa, yang berkaitan dengan operasional?
Hakikat sumber daya manusia yang diperlukan untuk bagian operasional adalah ”integrasi”. Arti dari integrasi itu sendiri adalh penyatuan atau bisa dibilang peleburan. Yaitu peleburan antara sumber daya manusia dan sumber daya organisasi.
Sumber daya organisasi : sumber daya individu (karyawan) yang dipimpin oleh satu individu yang lain (manajer).
Integrasi organisasi : Organisasi (manajer organisasi A) bersosialisasi dengan organisasi yang lain (manajer organisasi B).

  1. Kenapa Integrasi diperlukan dalam perusahaan?
Integrasi diperlukan untuk mencapai ”produktifitas & efektifitas” dalam perusahaan.
Produktifitas : perusahaan bisa menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan target yang telah mereka rencanakan, sehingga bisa mendapat keuntungan atau laba yang maksimal.
Efektifitas : tidak tumpang tindih antara satu dengan yang lain, sehingga semuanya dapat bekerja diposnya masing-masing.
Efisiensi : tidak membuang-buang biaya produksi atau bisa dibilang hanya memakai yang diperlukan. Dengan kata lain menghemat (biaya, waktu, SDM dll)

  1. Hakikat manusia menurut sudut pandang?
Psikologi sosial yang diungkapkan oleh Maslow, Mc Gregor, Agyris,dan Hezberg.
Perilaku manusia
Ahli Etologi (sudut pandang manusia yang melihat manusia dari sisi binatang), diungkapkan oleh Ardrey, Ashley, dan Kafelas & Suojanen.
Budaya (segala sesuatu yang mengatur dan mengikat kita)



  1. Hubungan manusia di kehidupan sehari-hari?
Fisiologis: sandang, pangan, papan.
Sosial : kebutuhan untuk berinteraksi, cinta, kasih sayang, rasa diterima.
Egoistik : penghargaan, kekuasaan, kebasan, prestasi.